Is there anything more romantic than being alone apreciating every drop of the rain? The buzz that you hear, the thunder that screams at you, the sky that shy and the swallows that fly.
If you were born alone, with your birthday suit, and eventually die alone, covering your birthday suit, why are you so afraid of enjoying a part of your life being alone? Be brave and get naked.
I miss the day when I could get naked and run around like the King of the World. Feeling the rain colonizing my body, letting them touch the untouchable, caress my hair and make it as soft as a silk, standing under a gutter like a hermit and the waterfall, playing with the puddle like a poodle. Oh boy, i miss the day when i was a waterbender.
CONTRAESQUE 
Deklarasi syukur atas kesendirian seringkali meyiratkan undangan untuk berkawan dan menjadi teman bicara. Kadang juga sebagai bentuk pelipur lara. Atau juga sebagai penolakan atas prasangka yang kita buat sendiri bahwa ‘kasihan aku!’. Saya, kalo jujur, sering menemukan jawaban semacam itu seusai posting tulisan-atau bentuk ekspresi apapun-i’m alone and i’m ok. wkwk
LikeLiked by 1 person
Manusia dasarnya adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Seenggaknya, begitulah yang diajari guruku waktu sekolah dulu. Namun karena ga semua manusia itu sama, jadi antara kesosialan dan keindividuan setiap manusia pastinya juga beda. Seperti garis lurus gradasi warna; warna termerah di ujung kiri dan warna terbiru di ujung lawannya. Tak semuanya merah, dan tak semuanya biru. Setiap manusia mengisi setiap pixel-pixel warna itu, saking beragamnya.
Aku yang gradasinya cendrung ke individu, atau dikenal sebagai makhluk introver, pastinya juga butuh kehidupan sosial. Keinginan untuk berteman, atau malah memusuhi. Tapi, keinginan itu tak sebesar para makhluk ekstrover yang selalu ingin dikelilingi manusia. Jarena bagi seorang introver, kesepian yang sebenarnya bukanlah saat sendiri, tetapi merasa sendiri kala berada di kerumunan.
Hahahaha.
LikeLike